Pengelompokan Seni Rupa
1.
Pengelompokan seni rupa berdasarkan konsep
pembuatannya
Dalam
dunia teori seni rupa dikenal dua istilah nilai yang mendasari pembuatan karya,
yaitu nilai estetis dan fungsional.
-
Seni rupa murni adalah seni yang tercipta bebas tanpa
mempertimbangkan segi fungsi dan kegunaannya tetapi lebih mengutamakan fungsi
keindahan/estetika. Seni rupa murni terdiri dari seni lukis, seni grafis, seni
patung.
-
Seni rupa terapan adalah suatu karya
seni rupa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung nilai fungsi
tertentu disamping nilai seni yang dimiliki. Seni terapan terdiri dari
kriya pahat, kriya tekstil, kriya anyaman, kriya keramik.
2.
Perbedaan pengertian seni murni dengan
seni terap
Seni rupa dilihat dari
fungsinya dibedakan antara seni rupa murni dan terapan, proses penciptaan seni
rupa murni lebih condong pada ekspresi jiwa semata, misal lukisan, sedangkan
dengan seni rupa terapan proses pembautannya mempunyai tujuan dan fungsi
tertentu misalnya seni kriya.
3.
Latar belakang munculnya pemilahan seni
murni dan seni terap
Teori seni rupa Barat yang kemudian kita rujuk, mencatat adanya istilah seni murni (pure art) dan seni terap (applied art). Munculnya peristilahan tadi, seperti dicatat dalam sejumlah buku teori seni rupa (lihat kembali bab 1 buku ini), berawal dari pembedaan pelaku seni rupa. Para pelaku seni rupa Barat yang sekaligus sebagai pengolah teori adalah seniman-seniman yang tinggal di lingkungan kota. Mereka adalah akademisi (Sudjoko menyebutnya sebagai pekota, karena mereka dianggap sebagai orang yang merasa paling orang kota). Mereka merasa memiliki “kelebihan-kelebihan” dibanding seniman yang tinggal di desa (disebut Sudjoko: pedesa). Oleh karena itu, para pekota tidak mau dipersamakan dengan para pedesa. Dan, karena pekota menjadi “penguasa teori seni rupa” melalui buku-buku teori yang mereka susun, maka secara teori mereka bisa bebas mengelompokkan seniman pekota terpisah dari para seniman pedesa.
Dari
pengelompokan seni rupa utama-remeh tersebut, pelakunya hingga kini tidak
pernah bisa “didekatkan”. Tetapi dalam bidang kesenian lain, misalnya seni
tari, musik, dan pertunjukan, kolaborasi antara seniman pekota dengan pedesa
telah begitu sering dilakukan. Bahkan, untuk mencari kebaruan dalam cara garap
dan jenis hasil, perpaduan seni (selain seni rupa) tradisional dengan seni
modern begitu sering dilakukan. Perpaduan tradisional-modern dalam seni rupa
memang telah banyak dihasilkan. Tetapi, senimannya tidak pernah secara langsung
berkolaborasi, melainkan para seniman pekota mencomot nilai-nilai tradisi
kemudian memasukkan ke dalam tampilan karyanya.
4.
Pengelompokan seni rupa berdasarkan teknik
pembuatannya
Pengelompokan
seni rupa berdasarkan teknik pembuatannya dibagi menjadi 2 yaitu:
-
Seni rupa 2 dimensi atau yang biasa disebut dengan istilah
dwimatra adalah suatu hasil dari karya seni yang terbentuk dari dua unsur saja.
Yakni unsur panjang dan juga unsur lebar. Karya seni jenis ini hanya bisa di
lihat dari sisi tertentu saja. Misalnya saja lukisan, sketsa, seni ilustrasi,
kain tenun, kain batik dan lain sebagainya.
-
Seni rupa 3 dimensi merupakan suatu jenis karya seni yang di
dalamnya terdiri dari tiga unsur, yakni panjang, lebar dan juga tinggi. Dari
adanya beberapa unsur tersebut, maka terbentuklah suatu ruang, volume dan juga
bentuk yang menjadikan karya satu ini bisa disaksikan dari berbagai arah.
Adapun contoh dari karya seni jenis ini adalah hasil kerajinan kriya, patung,
diorama, bonsai dan masih banyak lagi yang lainnya.
5.
Pengelompokan seni rupa berdasarkan
medianya
Menurut media
penyampaiannya seni dapat dibagi menjadi 5 macam yaitu:
-
Seni Rupa, yaitu karya seni yang disampaikan dengan media
rupa (visual). Misalnya seni lukis, patung, seni ukir, seni kerajinan, seni
grafis seni batik, seni photografi, dan sebagainya.
-
Seni Suara, yaitu karya seni yang disampaikan dengan
media suara (manusia, benda atau alat music). Misalnya vokal, instrumental, dan
sebagainya.
-
Seni Gerak, yaitu karya seni yang disampaikan dengan media
gerak. Misalnya ; seni tari, sendratari, senam irama, pantomime, dan sebagainya.
-
Seni Pertunjukan / Drama, yaitu karya seni yang disampaikan melalui media gerak, suara dan
rupa yang ditata berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Misalnya teater.
-
Seni Sastra, yaitu karya seni yang disampaikan dengan media
bahasa. Misalnya cerpen, pantun, puisi dan sebagainya.
6.
Diskusikan materi perkuliahan
pengelompokan seni rupa
A. Pengelompokan
Seni Rupa Berdasarkan Konsep Berkarya
1. Seni Murni (Fine Art/Pure
Art)
Seni
murni yaitu bentuk seni rupa yang diciptakan dengan lebih mengutamakan unsur ekspresi
jiwa pembuatnya (seniman) tanpa mencampuradukannya dengan fungsi atau kegunaan
tertentu. Seni murni diciptakan khusus untuk dinikmati segi estetik dan
artistiknya. Kebebasan dalam berekspresi menjadi hal penting dalam berkarya
seni murni. Kelompok seni ini terdiri atas seni lukis dan seni patung.
a.
Seni Lukis
Seni
lukis merupakan satu bentuk seni rupa yang berwujud dua dimensi. Seni lukis
termasuk seni rupa yang sudah berumur tua. Hal tersebut terbukti dari
goresan-goresan pada dinding gua yang sudah ada pada zaman prasejarah.
Awalnya
goresan-goresan tersebut dibuat untuk kepentingan ritual. Setelah itu, seni
lukis mengalami perkembangan dengan munculnya beragam aliran seperti kubisme,
naturalis, dan realistis.
b.
Seni Patung
Seni
patung merupakan satu bentuk seni rupa yang berwujud tiga dimensi. Seni patung
juga sudah berumur tua. Awalnya patung-patung tersebut dibuat untuk ritual
pemujaan. Patung-patung tersebut ada yang terbuat dari kayu atau bongkahan
batu. Hingga saat ini, teknik pembuatan patung terus mengalami perkembangan,
misalnya dengan membentuk (membutsir), memahat atau mengukir, dan mencor. Bahan
yang digunakan juga semakin beragam seperti tanah liat, plastisin, lilin, bubur
kertas, semen, gips, sabun, dan es.
2. Seni Pakai (Applied
Art)
Seni
pakai atau biasa disebut seni terapan adalah karya seni rupa yang lebih
mengutamakan fungsi tertentu, tanpa melepas aspek estetis. Seni terapan
tersebut antara lain seni dekorasi, reklame, ilustrasi, kerajinan/kriya, arsitektur,
keramik, batik, dan grafika (cetak mencetak).
a.
Seni Grafis
Seni
grafis merupakan bentuk seni rupa terapan berwujud dua dimensi yang berkaitan
dengan cetak-mencetak. Hasil dari seni grafis dapat digandakan dengan cara
pencetakan. Seni ini sudah berkembang sekitar 1000 tahun yang lalu di Cina,
sedangkan di Eropa seni ini telah berkembang sekitar 600 tahun yang lalu.
Secara umum, seni grafis terbagi atas cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar,
cetak tunggal, dan cetak saring.
b.
Seni Keramik
Seni
keramik merupakan bentuk seni rupa terapan berwujud tiga dimensi.
Keramik
adalah benda yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses pembakaran pada
tingkat suhu tertentu. Saat ini bahan untuk membuat keramik sudah beragam,
misalnya earthenware, stoneware, kaolin,
dan silika.
c.
Desain Produk
Desain
produk merupakan bentuk seni rupa yang berwujud tiga dimensi.
Hasil
karya seni ini digunakan untuk peralatan dan benda sehari-hari seperti
peralatan rumah tangga, pakaian, alat tulis, mainan, sepatu, dan perhiasan.
d.
Desain Arsitektur
Desain
arsitektur merupakan bentuk seni rupa yang berwujud tiga dimensi.
Hasil
karya seni dapat dilihat dari beragamnya bentuk bangunan di sekitarmu.
Misalnya, rumah, sekolah, masjid, dan gedung perkantoran.
B. Pengelompokan
Seni Rupa Berdasarkan Teknik
a.
Seni Rupa Dua Dimensi (Dwimatra)
Seni
rupa dua dimensi yaitu karya seni rupa yang terbentuk dari unsur panjang dan
lebar. Contohnya karya seni ini adalah seni lukis, seni grafis, spanduk,
poster, stiker, batik, mozaik, relief, lukisan kaca, dan sablon.
b.
Seni Rupa Tiga Dimensi (Trimatra)
Karya
seni tiga dimensi merupakan karya seni yang mempunyai tiga unsur, yaitu
panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk, dan
volume. Contoh karya seni ini adalah seni patung, seni arsitektur, seni kriya/
kerajinan, seni keramik, diorama, bonsai, dan seni mengatur taman.
C. Pengelompokan
Seni Rupa Berdasarkan Media
1. Media Berkarya Seni Rupa Dua
Dimensi
Media seni rupa 2D termasuk bahan
dan alat untuk menggambar. Berbagai macam pilihan, media ber- karya seni rupa
dua dimensi antara lain sebagai berikut.
a. Pensil, merupakan alat yang dapat
digunakan meng- gambar secara utuh atau sketsa saja. Kepekatan warna pensil
dibedakan dengan inisial,yaitu H, B, dan HB.
b. Konte, warnanya sangat hitam dan
lunak. cocok untuk membuat suatu gambar benda atau potret yang memiliki tekstur
halus.
c. Pastel dan crayon, memiliki
bentuk dan bahan yang hampir sama, hanya berbeda kandungan kapurnya. Warnanya
cerah, cocok untuk teknik dussel atau arsir.
d. Drawing pen dan milipen tersedia
dalam berbagai ukuran. Hasil gambar antara drawing pen dan milipen memiliki
kemiripan yang hamper sama, bedanya ujung pena drawing pen lebih lunak daripada
milipen. Drawing pen dan milipen cocok untuk teknik arsir.
e. Spidol, tersedia dengan berbagai
warna dan ukuran.Spidol berujung lunak dan bisa bergerak spontan. Tebaltipisnya
garis dapat diperoleh melalui tingkat penekananspidol pada bidang kertas.
f. Cat poster (poster colour) dan
cat air (water colour), gambar yang dihasilkan dari kedua media ini hampir
sama, bedanya warna cat poster lebih cerah.
g. Tinta bak atau tinta Cina, ada
yang berupa cairan dan ada yang batangan, warnanya pekat, sesuai untuk membuat
blog, dan cara penggunaannya dengan bantuan kuas.
h. Cat minyak (acrylic), meliputi
atas berbagai macam warna yang disertai minyak pengencernya. Cat minyak ini
digunakan untukmelukis pada kain kanvas.
i. Kain kanvas dan spanram,
merupakan satu kesatuan bahan. Kain kanvas menyatu dengan spanram (bingkai kayu
yang berguna untuk merentangkan kain). Kain kanvas adalah bidang datar yang
dibuat khusus untuk melukis.
j. Kuas, untuk cat minyak berambut
lebih kaku daripada yang digunakan untuk cat air. Bentuknya ada yang pipih, ada
pula yang runcing dengan berbagai ukuran.
k. Palet, adalah bidang
datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet yang digunakan untuk cat air
terbuat dari bahan plastik, sedangkan palet yang digunakan untuk cat minyak
terbuat dari kayu.
l. Komputer, merupakan media
berkarya yang dewasa ini telah populer. Teknologi digital saat ini memungkin-
kan untuk membuat teknik gambar yang beragam.
2. Media dan Teknik Berkarya Seni
Rupa Tiga Dimensi
Media karya seni rupa 3D sangat
bermacam-macam tergantung dari teknik yang digunakan. Teknik pembuatan seni
rupa tiga dimensi sebagai berikut
a. Teknik pahat, yaitu mengurangi
bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung danrelief dengan bahan
dasar kayudan batu.
b. Teknik butsir, adalah teknik
membentuk suatu benda dengan menambah dan mengurangi bahan. contohnya, membuat
keramik dengan bahan dasar tanah liat.
c. Teknik cor, yaitu membuat karya
seni dengan membuat alat cetakan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips,
dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, membuat
patung.
d. Teknik las, merupakan teknik
membuat karya seni dengan cara menggabungkan satu bahan kebahan lain untuk
mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, membuat patung kontemporer dengan bahan
dasar logam.
e. Teknik cetak, yaitu membuat karya
seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu. Misalnya, membuat keramik dan
patung dengan bahan dasar tanah liat dan semen.
7.
Rangkuman tentang pengelompokan seni rupa.
Lengkap dengan pengayaan bahan
Seni rupa adalah salah
satu cabang dari seni supaya bisa menghasilkan suatu karya seni yang kualitas dan
juga ekspresinya bisa dirasakan oleh indra manusia, khususnya untuk indra
penglihatan dan juga indra peraba.
Berdasarkan konsep berkarya
dibagi menjadi 2 yaitu: Seni
Murni (Fine Art/Pure Art) yaitu bentuk seni rupa yang diciptakan dengan
lebih mengutamakan unsur ekspresi jiwa pembuatnya (seniman) tanpa
mencampuradukannya dengan fungsi atau kegunaan tertentu. Kelompok seni ini
terdiri atas seni lukis dan seni patung. Dan Seni Pakai (Applied Art) biasa
disebut seni terapan adalah karya seni rupa yang lebih mengutamakan fungsi
tertentu, tanpa melepas aspek estetis. Seni terapan tersebut antara lain seni
dekorasi, reklame, ilustrasi, kerajinan/kriya, arsitektur, keramik, batik, dan
grafika (cetak mencetak).
Berdasarkan
teknik dibagi menjadi 2 yaitu: Seni Rupa Dua Dimensi (Dwimatra) yaitu karya seni rupa yang
terbentuk dari unsur panjang dan lebar. Contohnya karya seni ini adalah seni
lukis, seni grafis, spanduk, poster, stiker, batik, mozaik, relief, lukisan
kaca, dan sablon. Dan Seni Rupa Tiga Dimensi (Trimatra) merupakan karya
seni yang mempunyai tiga unsur, yaitu panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki
unsur kesan ruang, bentuk, dan volume. Contoh karya seni ini adalah seni
patung, seni arsitektur, seni kriya/ kerajinan, seni keramik, diorama, bonsai,
dan seni mengatur taman.
Berdasarkan
Media dibagi menjadi 2 yaitu: Media
Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi, media seni rupa 2D termasuk bahan dan alat
untuk menggambar. Berbagai macam pilihan, media ber- karya seni rupa dua
dimensi antara lain: pensil, konte, pastel dan crayon, drawing pen dan milipen,
spidol, cat poster (poster colour) dan cat air (water colour), tinta bak atau
tinta Cina, cat minyak (acrylic), kain kanvas dan spanram, kuas, palet,
komputer. Media dan Teknik Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi sangat
bermacam-macam tergantung dari teknik yang digunakan. Teknik pembuatan seni
rupa tiga dimensi antara lain: teknik pahat, teknik butsir, teknik cor, teknik
las, teknik cetak.
8.
Fenomena desain dalam dunia seni rupa
Istilah
desain telah banyak digunakan di dalam aneka jenis kegiatan masa kini. Tetapi, pengertian
tentangnya belum dipahami secara menyeluruh. Pengertian desain, dalam kamus
umum sama dengan konstruksi, pola (Echols dan Shadily, 1990: 177); rencana
(Wojowasito, 1982: 104); gagasan awal, rancangan, perencanaan, susunan, projek,
hasil yang tepat, produksi, membuat, mencipta, menyiapkan, menyusun,
meningkatkan, pikiran, maksud, kejelasan (Webster, 1974: 207); gubahan,
ciptaan, bentukan, dan rangkuman.
Desain
adalah proses dan juga hasil dari proses. Proses meliputi konsep gagasan dan
metode. Hasil dari proses mencakup gaya dan estetika. Secara nyata proses dan
hasil dari proses itu terkait dengan pengaruh dari luar seperti kemajuan sains
dan teknologi; lingkungan sosial budaya; dan kaidah estetika yang berlaku. Oleh
karena itu, desain tidak netral, tidak bisa menentukan perkembangan dirinya
sendiri.
Ketika
disadari bahwa produk yang sama tetapi dengan desain yang berbeda memberi
pengaruh lebih baik kepada perhatian pengguna, maka pengembangan produk benda
merupakan suatu hal yang tak bisa ditunda. Friendrich Naumann, seorang
pengarang dan politikus, tahun 1906 menulis sebuah artikel tentang perlunya
pendekatan baru dalam memecahkan masalah-maslah yang dihadapi oleh industri.
Naumann kembali menegaskan bahwa antara seniman, produser, dan penjual, harus
berada dalam kondisi kerja sama. Selanjutnya ia menegaskan bahwa antara seniman
(unsur estetis) dengan mesin (unsur produktif) harus dipadukan sehingga “sejak
adanya keinginan memproduksi desain secara mekanis, estetika baru harus
ditemukan, karena memproduksi secara manual (dengan tangan) akan menyia-nyiakan
kemampuan mesin. Seni yang belum sempurna ini harus disempurnakan, dan mesin
harus diberi roh dan dipakai sebagai pendidikan cita rasa”.
9.
Posisi desain dalam bahasan seni rupa
Pengelompokan hasil kegiatan seni rupa menjadi seni murni dan seni terap, seperti telah diuraikan, menunjukkan posisi pelakunya. Istilah seni terap digunakan untuk menunjuk karya-karya yang dibuat oleh para pedesa. Sementara itu, sebutan seni murni ditujukan kepada karya-karya yang dibuat oleh para pekota. Tetapi, seni terap itu, pada kenyataannya, digarap juga oleh orang-orang kota yang selam ini merasa berbeda posisi (baca: lebih tinggi tingkat sosialnya) dibanding orang desa. Agar posisi orang kota penggarap seni terap tidak ikut diremehkan, maka mereka menerapkan penanda sebutan khusus kepada produk mereka, bahwa produk mereka dikerjakan berdasarkan konsep tertentu. Konsep dalam berkarya diposisikan sebagai pembeda antara pedesa dengan pekota. Padahal, konsep tersebut, tentu ada dalam dua kondisi yang tidak sama: yang maujud (digembar-gemborkan, dipresentasikan, dibukukan dalam teori) dan yang tidak maujud, tidak pernah dipresentasikan, tidak peprnah diangkat sebagai bahan wacana, apalagi perdebatan. Konsep tersebut dianggap mendasari penyebutan istilah desain!
Tak
bisa dipungkiri, desain telah menjadi satu label keberhasilan benda produk.
Sejalan dengan pemikiran masyarakat kota yang lebih terdidik, benda produk
dilahirkan dalam kesenggangan pencarian. Kebaruan, kelainan, keunikan sebagai
gambaran tuntutan pola pikir para medernis, baik dalam hal bentuk maupun aneka
kemungkinannya, telah dipadukan dengan produk desain mereka. Aneka riset
dilakukan untuk mengembangkan temuan desain baru. Sejarah mencatat bidang seni
rupa ini telah menjadi contoh keberhasila yang luar biasa.
Komentar
Posting Komentar